Sabtu, 17 Maret 2018

رَضِيَ اللَّهُ عَنْه Makalah Utsman bin Affan


MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN رَضِيَ اللَّهُ عَنْه
 












DOSEN PEMBIMBING : UST. IMAM TAUFIQ AL KHOTTOB,M.Pd.I

PENYUSUN              : AZRIN
                                       SARAFFUDDIN
KELAS/SMSTR         : VI A/V
SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH MOHAMMAD NATSIR
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
T.A.2017/2018


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkankepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah bersusah payah mengajak umatnya dan menjadi tauladan dalam kehidupan kita sehari hari.
Alhamdulillah makalah tentang “ UTSMAN BIN AFFAN رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  ” telah berhasil penulis selesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang Penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis  meminta dan menerima arahan, masukan, serta kritikan yang konstruktif terhadap kelengkapan makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah yang penulis buat ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, kajian, serta masukan bagi pihak terkait.





Bekasi, 16 Maret 2018

                                                                                                Penulis




UTSMAN BIN AFFAN RADIYALLAHUANHU رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
A.NAMA, NASAB, PANGGILAN, GELAR, SIFAT, KELUARGA, DAN GELAR
1.NAMA DAN NASABNYA
             Namanya adalah Utsman bin Affan bin Abu Al-Ash bin Ummayah bin Abdi Syam bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Muurah bin Ka’ab bin Lu’ai,bin GHalib, bin Fihr bin Malik bin An-Naadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mdhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan. [1] Nasabnya bertemu dengan Rasulullah Shalallahualaihi wasallam pada Abdi Manaf. Sedang Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay.
            Nama Ibu Arwa (nenek Utman bin Affan dari jalur Ibu) adalah Ummu Hukaim Al Baidha’ binti Abdul Muththalib, saaudara perempuan sekandung Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Rasulullah . Ada yang mengatakan bahwa Ummu Hukaim da Abdullah adalah dua anak kembar Abdul Muththalib, kakek Rasulullah, seperti dikisahkan Az-Zubair bin Bikar.
            Karena itu nasab Abddul Muththalib, nenek Utsman.Arwa binti Kuraiz , Ibu Utsman رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, telah memeluk islam dan wafat pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ketika wafat, Utsman رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  turut memikul jasad Ibunya ke kuburan dan memakamkannya. Adapun ayah Utsman رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  , beliau meninggal dunia pada masa Jahiliyah.[2]
2.NAMA PANGGILANNYA
            Sebelumnya nama panggilan Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ adalah ‘Amru . Akan tetapi, tatkala Utsman di karuniai anak dari Ruqayah binti Rasulullah , anak itu di beri nama Abdullah , maka kaum muslimin kemudian memberikan nama panggilan kepada Utsman رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , dengan panggilan Abu Abdillah[3]. Ada juga Yang mengatakan bahwa nama Panggilan al Quraisy al Umawi yang telah berhijrah Dua kali.
3.GELAR UTSMAN BIN AFFANرَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ mendapat gelar dzunurain (pemilik dua Cahaya). Badrudin Al aini ketika memberikan syarah terhadap shahih Bukhari menceritakan bahwa seseorang bertanya kepada Al Mahlab bin Abu Shafrah, Menagapa Utsman di juluki Dzurunain.
            Al Mahlab menjawab, “ Karena kami belum mengetahui ada seseorang menikah dengan dua putri Nabiku kecuali Utsman.”
            Abdullah bin Umar bin Abban Al Jafi berkata , Pamanku dari jalur ibuku bertanya padaku , “ wahai anakku apakah kamu mengetahui, mengapa Utsman di juluki Dzunnurain?”.
            Saya menjawab ,”Saya tidak tahu”.
            Pamanku berkata , “Karena belum ada seorang laki-lakipun yang menikah dengaan dua putri seorang Nabi sejak Allah menciptakan Adam sampai datang hari kiamat kecuali Utsman. Karena tulah dia dijuluki Dzunnurain.”
            Ada yang mengatakan bahwa Utsman di juluki Dzunnurain karena dia memperbanyak membaca Al Quran pada setiap malam ketika shalat, Al Quran satu (Nur) dan shalat qiyamul lail satu nur.[4]
4.Kelahirannya
Menurut pendapat yang shahih Ustman bin affan lahir di Makkah enam tahun setelah terjadinya perisiwa  ‘am al fil (Tahun Gajah) Namun ada yang mengatakaan ia lahir di Thaif. Usia Utsman lebih muda dari Raasulullah, terpaut sekitar 5 tahun.
5.Kondisi Fisiknya
Tubuh Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ tidak pendek dan juuga tidak tinggi , berkulit lembut, berbadan padat, berahang besar dan berjenggot lebat, berpaha besar, berdada lebar, berambut lebat, dan berjenggot pirang.
            Az Zuhri berkata , Utman adalah laki-laki yang berbada sedang , berambut bagus, berwajah tampan, kepala bagian depan botak dan berkaki kokoh. Utsman berhidung besar, mancung dan lancip, berkaki besar, kedua hastanya panjang dan ia menutupinya dengan baju, berambut ikal, begigi depan bagus, rambutnya kribo menutupi kedua telinganyadan berwajah tampan. Menurut pendapat yang rajih, dia berkulit putih. Akan tetapi, ada yang mengatakan bahwa ia berkulit sawo matang.
            Imam Ahmad berkata telah berkata kepada kami Ismail bin Ibrahim , ia berkata, telah mengatakan kepada kami Yunus, Yakni Ibnu Ubaid, ia berkata , ia telah mengatakan kepadaku ‘Atha’ bin Farakh Maula Qurasyiyin , bahwa Utman bin Affan menjual sebidang Tanah kepada seorang , hanya saja orang itu terlambat menerimanya. Ketika beliau bertemu dengannya beliau menanyakan sebabnya, apa yang menyebabkan kamu terlambat menerima hartamu? “ Ia menjawab , Engkau Telah menipuku ! setipa aku bertemu dengan seseorang ia menyesalkan pembelian tanah tersebut. Belaiau berkata , Apa hanya itu yang membuatmu terlambat ? Jawabnya , benar. Beliau berkata , ‘ kamu boleh pilih apakah kamu meminta uang itu kembali atau mengambil tanah.
‘Atha bin Farakh berkata , Maka Rasulullah bersabda :
“ Allah memasukkan ke dalam Syurga seseorang yang mudah ketika membeli dan menjual, mudah pula dalam membayar hutang dan Menagih.”
            Di riwayatakan dari Ibnu Jarir bahwa Thalhah datang menemui Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  di luar masjid dan berkata kepada beliau , “ Uang lima puluh ribu yang dulu aku pinjam sekarang sudah ada, kirimlah utusanmu untuk datang mengambilnya ! belaiu menjawab “ uang tersebut adalah telah kami hibahkan untumnu karena pepahlawannamu”.[5]
6.Keluaraga Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
a.Istri
Jumlah istri Utsman bin Affan ada delapan orang dan mereka semua dinikahi Utsman setelah Islam. Mereka adalah :
1.      Ruqayyah binti Rasulullah
2.      Ummu Kultsum binti Rasulullah
3.      Fakhitah binti Ghazwan , saudara prempuan sekandung Al Amir Utbah bin Ghazwan yang mendpatkan anak bernama Abdullah Al Ahgar.
4.      Ummu ‘Amru binti Jundab Al Azdiyah, dengan anak-anaknya Amru, Khalid, Abban, Umar dan Maryam.
5.      Fatimah binti Al walid bin Abdi Syams bin Al MughirahAl Makzumiyah dengan anak Al Walid, said dan Ummu sa’ad.
6.      Ummul Banin binti Uyainah bin Hashn Al Fazzariyah, dengan anak Abdul Malik
7.      Ramlah binti Syaibah bin Rabiah Al Umawiyah dengan anak Aisyah, Ummu Abban, Dan Ummu Amru Ramlah
8.      Na’ilah binti Al Farafishah Al Kilabiyah  yang sebelumnya beragama Nasrani.

b.Saudara Kandung
1. Aminah binti Affan
2.Al Walid bin Uqbah yang membunuh anayhnya sendiri dalam perang badar saat beliau belum masuk Islam.
3.Umarah bin Uqbah yang masuk Islam ketika Akhir masa Hidpnya.
4.Khalid bin Uqbah
5. Ummu Kultsum binti Uqbah
6.Ummu Hukaim binti Uqbah
7. Hindun binti Uqbah
7.Kedudukan Utsman Bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  dimasa Jahiliyah
            Utman bin Affan merupakan Orang yang terhormat pada kabilahnya, beliau terkenal hartawan, pemalu, halus tuur bahasa dan sangat di cintai kaumnya. Utsman bin Affan tidak pernah meminum Khamar dan Menyembah berhala , beliau berkata : “ Seseungguhnya khamar itu menghilangkan  fungsi akal dan pikiran, padahal akal merupakan karunia Allah yang paling mulia kepada manusia . Karena itu manusia harus memelihara karunia yang mulia ini, bukan merusaknya. “[6]  beliau juga tidak pernah bernyanyi, onani dan memegang kemaluan denagn tangan kanannya semenjak setelah berbaiat kepada Rasulullah, baik ketika beliau Masih Jahilyah maupun sudah Islam.
            Beliau menguasai Ilmu yang berkembang pada saat itu seperti Nasab, kasha-kisah keteladanan dan Akbar al ayyam ( peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah ). Beliau  pernah menjelajah beberpa negara seperti Syam, Habsyah, sehingga dapat berinteraksi dengan sejumlah kelompok manusia yang bukan orang Arab. Sehingga beliau mampu mengetahu tabiat, perilaku manusia yang tidak diketahui  oleh orang banyak.
            Karena kultur masyarakat Jahiliyah pada saat itu memandang kehormatan pada harta daan anak maka belaiupun  memperoleh keeunggulan posisi di mata kaumnya sehingga ada seorang yang menyanjung beliau dengan berkata :
Aku mencintaimu wahai bayiku demi Tuhan
Sungguh aku mencntaimu laksana orang-orang Quraisy kepada Utsman.
8.Keislamnnya
Ketika beliau berumur tiga puluh empat tahun beliau mendapatkan hidayah Islam melauli Abu Bakar Ash siddiq رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, belaiu tanpa ragu- ragu memeluk Islam  dengan itu beliau merupakan golongan Ah sabiqul awwalaun dan beliau merupakan orang yang keempat memeluk Islam dari golongan laki-laki.
Ada yang menganggap bahwa keislaman beliau yang begitu cepat karena perjumpaan beliau dengan Rasulullah saat bersama Thalhah bin Ubaidillah saat mereka pulang dari Syam yang mana ketika itu Rasulullah membacakan ayat-ayat al Quran kepada mereka dan menjelaskan hak-ak dalam Islam dan apa –apa yang di janjikan  Allah kemuliaan  bagi mereka apabila memeluk Islam.
Utsman bin Affan berkata : “ wahai Rasulullah , aku baru saja datang dari Syam, dalam perjalanan , tatkala kami senang berada diantara daerah Ma’an dan Az- Zurqa , kami seperti orang tidur, tiba-tiba seseorang menyeru kami, “ Wahai orang-orang yang sedang terlelap tidur, bangunlah ! Sesungguhnya Ahmad ( Rasulullah ) telah keluar dari Makkah . “ Ketika kami datang ke Makkah , kami mendengar dakwah yang engkau serukan.”
Setelah Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  mendapati kaum-kaumnya menyembah berhala , memakan bangkai, memperlakukan tetangga dengan buruk, dan menghalalkan segala yang di haramkan , dan beliau terus memperhatikan Rasulullah tidak pernah melakukan keburukan, kebohongan sehinggga degain inilah beliau sangat mudah menerima dakwah Islam  ketika di ajak ooleh Abu Bakar ash siddiq.
Adapun keimanan Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  ,maka keimannya termasuk iman yang kokoh, sangat kuat , orang yang terdahulu beriman, penayabar, agung, penuh keridhaan, pemaaf meski yang bersalah tidak meminta maaf, dan penuh kasih sayang.
Dari Abdurrahman bin samurah , bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan datang membawa 1000 dinar dan meletakkannya di pangkuan Rasulullah , Rasulullah bersabda :
“ Tidak ada dosa bagi Utsman bin Affan apa yang ia lakukan setelah hari ini.  Beliau mengucapkan dua kali.
Utsman melaksanakan Haji bersama Rasulullah di Haji wada. Rasululah wafat dalam keadaan ridha kepada Utsman bin Affan . Kemudian beliau menemani Abu Bakar dengan baik, dan Abu bakar wafat dengan Ridha terhadap Utsman bin Affan beliau menamani Umar, dengan baik dan Umar wafat dalam keadaan ridha kepada Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa belaiu adalah salah seorang dari enam syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota lainnya.

B.PENGANGKATAN UTSMAN BIN AFFAN , SEBAGAI KHALIFAH
            Seluruh kaum muslimin Anshor, Muhajirin, dan seluruh orang-orang yang ada di Madinah dimintai untuk hadir dalam majelis syuro yang di adakan pada setelah sholat shubuh pada akhir bulan Dzulhijah 23 h, yang mana pada saat itu yang menjadi imam sholat shubuh adalah Ar-Rumi. Abdurrahman bin Auf datang dengan menggunakan sorban pemberian dari Rasulullah, dan juga dihadiri beberapa pemimpin pasukan diantaranya : Muawiyah bin Abu Sufyan, Umar bin sa’ad, amir Homsh dan “Amr bin Al Ash yang kebetulan melaksanakan Haji bersama Umar dan mengikuti Umar ke Madinah. Ketika semuanya berkumpul Abdurrahman bin Auf membaca sahadat dan berkata : “Wahai Ali, sesungguhnya aku telah memperhatikan urusan manusia, aku melihat mereka tidak berpindah dari mendukung Utsman. Maka janganlah kamu bersedih akan hal itu, Lalu Abdurrahman bin Auf berkata kepada Utsman, “Aku membaiatmu di atas sunnah Allah dan Rasulnya dan kedua khalifah setelahnya., dan semua kaum Muslimin mengikuti langkah Abdurrahman bin Auf.
Ada beberapa Langkah yang dilakukan Abdurrahman bin Auf dalam musyawarah pemilihan khalifah :
·         Menyelenggarakan musyawarah bersama dengan majelis Syura dalam waktu yang telah di tetapkan khalifah Umar. Dengan cara ini masing-masing anggota majelis syura dapat mengemukakan pendapat, arah dan tujuannnya
·         Mundur dari daftar khilafah agar terhindar dari prasangka-prasangka.
·         Berusaha mengetajui pendapat akhir masing-masing anggota majelis syuro sehingga seperti pemilihan parsial yang di menangkan oleh Utsman dengan dukungan suara dari Saad bin Abu Waqqash dan Zubairbin Al awwam
·         Berusaha mengetahui pendapat masing-masing dua tokoh besar Utsman bin Affan daan Ali bin Abi Thalib.
·         Mengetahui pendapat masyarakat di belakang majelis syuro, dari orang orang khusus  (para cendekia), masyarakat awam, dan Kaum dhyafa.Yang hasilnya mayoritas memilih Utsman.

Para sahabat Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka yaitu Ahlussunnah wal jamaah besepakat bahwa Utsman bin Affan adalah orang yang paling berhak menjabat khalifah setelah Umar bin Al khattab . tidak ada seorang pun yang menentang hal ini.
            Banyak Ulama dari kalangan ahli hadits dan lainnya menukil Ijma’ tersebut antara lain:
-Apa yang diriwayatkan Ibnu Abi dengan sanadnya yang sampai pada Harits bin Madhrab , ia berkata , “ Aku pergi Haji pada masa khalifah Umar. Orang-orang tidak ragu bahwa kekhalifahan setelahya adalah untuk Utsman.
-Abu Nuaim Al Ashbahani meriwayatkan dengan sanadnya keada Abu Hudzaifah , ia berkata : “ Sesungguhnya aku berdiri bersama Umar lututku menyentuh lututnya. Umar bertanya, “ Siapakah yang dipilih kaummu untuk menjadi pemimpin? “ Ia menjawab “ sesungguhnya kaummu untuk menjadi pemimpin” Ia menjawab : “Sesungguhnya orang-orang yang telah menyerhkan urusan mereka kepada Ibnu Affan.”
- Al Hafidz adz zahabi menukil daril Qadhi bahwa ia berkata : “ Rasulullah wafat . Lalu kaum muslimin mengangkatAbu Bakar sebagai khalifah. Jika mereka mengetahui bahwa ada seseorang yang lebih utma dari Abu Bakar ,Maka mereka telah berbuat curang. Kemudian Abu Bakar mengangkat Umar sebagai kahlifah. Ia menegakkan kebenaran dan keadilan. Ketika ajalnay hampir tiba , ia menetapkan enam orang untuk melakukan musyawarah. Mereka bersepakat untuk menjadikan Utsman sebagai khalifah. Andaikala mereka mengetahui ada yang lebih Utama darpada Utsman, merati mereka berbuat curang kepada kita.
            Nukilan-nukilan tersebut menyampaikan keterangan jelas bahwa keutamaan Utsman bin Affan untuk menjadi Khalifah telah masyhur di kalangan para sahabat Nabi hingga ketika Utsman bin Affan masih hidup. Hal itu karena mereka mengetahui Nash-nash yang mengisyaratkan urutan kekhalifahan setelah Nabi dan mereka mengetahui bahwa Utsman  adalah orang yang paling utama secara mutlak setelah Abu Bakar dan Umar.




C.FITNAH AL QUBRA DAN TANTANGAN-TANTANGANNYA DALAM PEMERINTAHAN

                 Yang dimaksud fitnah dalam kajian ini berarti peperangan, pertikaian atau perselisihan, dan perpecahan yang terjadi pada umat Islam generasi awal, karena fitnah tersebut tiada lain merupakan hal yang samar lagi rancu (syubuhat) dan berkaitan dengan masalah pelik yang menjadi polemik berlarut-larut hingga sering menjadi perbedaan pendapat. Sedangkan yang dimaksud dengan fitnah kubro atau fitnah yang besar, maka dalam kajian para ulama yang dimaksud dengan terma tersebut adalah: (1) fitnah yang terjadi pada kekhilafahan ‘Utsman bin ‘Affanrodhiallohu ‘anhu, dikenal sebagai fitnah pertama; dan (2) fitnah yang terjadi pada masa kekhilafahan ‘Ali bin Abi Thalibrodhiallohu ‘anhu , yang diistilahkan sebagai fitnah kedua.
Berkaitan dengan fitnah tersebut, Imam az-Zuhri  rohimahulloh berkata:
“Fitnah pertama telah bergolak ketika para sahabat Rosululloh banyak yang masih hidup….”
Dan Imam Sa’id bin al-Musayyab rohimaulloh berkata:
“…setelah itu muncullah fitnah kedua, tepatnya ketika para sahabat yang ikut serta dalam perjanjian Hudaibiyah sudah tidak ada lagi. Kemudian berlanjut dengan fitnah ketiga, yang akan lenyap manakala orang-orang tidak lagi memiliki kekuatan.”
FITNAH PERTAMA
Menurut para sejarahwan, benih merekahnya fitnah dimulai dari kegerahan sebagian kalangan yang merasa tindak-tanduknya dikontrol oleh Khalifah ‘Utsmanrodhiallohu ‘anhu, ketidaksenangan kalangan yang suka berhura-hura dan kekhawatiran orang-orang zuhud dan wara’ yang melihat banyaknya kaum Muslimin yang terpedaya oleh harta benda dan kekayaan duniawi, atau karena hal lainnya. Walau sebenarnya “benih” fitnah ini tidak bulat seratus persen dapat diterima.
Namun yang menjadi sorotan tajam dan kajian analitis para ulama, bahwa faktor penyebab bergolaknya fitnah pertama adalah:
1. Pengaruh Sekte Saba’iyyah.
Yaitu gerakan rahasia dalam menebar racun pemikiran dan virus aqidah yang dimasifkan oleh kegiatan dan sepak terjang ‘Abdullah bin Saba’ al-Yahudi yang kemudian berkonspirasi organik dan ideologis dengan para mantan budak (mawali) yang pura-pura menampakkan keislamannya, namun tetap bertahan dengan kekafiran lamanya yang disembunyikan, alias berkelakuan zindik. Ternyata gerakan Saba’iyah pun direspons pula oleh orang-orang pedalaman (Badui) yang belum matap keimanannya dan bertemperamen kasar.
2. Perubahan dan pergeseran sosial.
Maksudnya, wilayah teritorial yang sudah begitu luas karena ekspansi menyebabkan perubahan keadaan negara dan semakin kompleksnya problematika masyarakat. Perubahan sosial ini berlangsung sangat cepat dan tak terduga, dengan sendirinya menyebabkan tidak memadainya pembinaan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Walaupun dapat dikategorikan sebagai hal yang positif, perubahan tersebut juga berimbas kepada kemakmuran masyarakat karena terbukanya kantong-kantong pemasukan keuangan dan banyaknya sumber daya alam yang tergali. Di sisi lain, muncul pula hal negatif, yaitu tersitanya perhatian masyarakat kepada kekayaan duniawi bahkan menyebabkan mereka condong (rakus) kepadanya. Akhirnya menyebabkan pergeseran sosial masyarakat yang sebelumnya belum pernah nampak, seperti mabuk-mabukan, pencurian, dan juga pembunuhan, serta kemaksiatan lainnya yang mulai tampak.
3. Fanatisme kesukuan (‘ashabiyyah).
Mulanya hal ini tampak diperlihatkan oleh ketidaksukaan sebagian suku Arab terhadap kepemimpinan Quraisy, kemudian memancing perselisihan dan akhirnya memprovokasi mereka untuk “bergerak” melakukan pengepungan terhadap Khalifah ‘Utsmanrodhiallohu ‘anhu. Sejurus kemudian, benih fitnah yang bersemi dan bahkan ditabur merata melalui berbagai faktor penyebabnya tersebut di atas, sesuai taqdir Alloh subhanahu wa ta’ala akhirnya mampu “menampakkan hasil” buruknya, yaitu terbunuhnya (maqtal) khalifah yang mulia, sahabat Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam yang agung, ‘Utman bin ‘Affan rodhiallohu ‘anhusebagai seorang martir (syahid) yang dalam sebuah hadits shahih dinyatakan oleh Rosulullohsholallohu alaihi wa sallam:
“Wahai ‘Utsman, jika suatu hari Alloh subhanahu wa ta’ala menjadikanmu wali bagi perkara ini (khalifah), kemudian orang-orang munafik menghendakimu untuk melepaskan bajumu yang telah Alloh pakaikan, maka jangan engkau lepas hingga kamu menemuiku.” (HR. Ibu Majah)
FITNAH KEDUA
Terjadinya fitnah kedua sudah pasti tidak terlepas dan bahkan berkaitan erat dengan fitnah sebelumnya, tepatnya sesaat setelah wafatnya Khalifah ‘Utsman bin ‘Affanrodhiallohu ‘anhu. Akhirnya sebagai suksesi kepemimpinan, para sahabat membai’at dan melantik sahabat mulia ‘Ali bin Abi Thalib rodhiallohu ‘anhusebagai khalifah baru. Hal inilah dalam banyak kajian sering dianggap sebagai pemicu sekaligus pemacu eksisnya fitnah kedua, yaitu pergolakan fitnah yang berkepanjangan dan datang silih berganti.
Bila diurai dengan seksama, sesungguhnya fitnah kedua ini terjadi karena beberapa faktor berikut:
1. Dampak nyata eksisnya gerakan sekte Saba’iyyah.
Khususnya dalam hal memprovokasi pertikaian dan menyulut api peperangan di antara kedua kelompok sahabat dan para pendukungnya yang “sedikit” berbeda pandangan dalam beberapa masalah, hingga menyebabkan koyaknya persatuan kaum Muslimin dan merebaknya perpecahan di kalangan mereka.
2. Persepsi terhadap masalah arbitrase atau perdamaian (tahkim) di antara kedua belah pihak.
Perbedaan persepsi tentang tahkimlah termasuk hal krusial yang menjadi penyebab langsung terjadinya perselisihan antara ‘Ali  rodhiallohu ‘anhubeserta para pengikutnya dan sekte Khawarij.
Fitnah kedua ini juga berujung kepada terbunuhnya sahabt ‘Ali  rodhiallohu ‘anhusebagai syahid yang ditikam oleh ‘Abdur Rahman bin Muljam al-Khariji, setelah beliau rodhiallohu ‘anhuselesai menunaikan shalat Shubuh. Di samping itu, kaum Khawarij pun berusaha untuk membunuh Mu’awiyah bin Abi Sufyan rodhiallohu ‘anhudan ‘Amr bin al-‘Ashrodhiallohu ‘anhu, namun gagal.
Sejak fitnah kedua ini terjadi, kaum Muslimin menghadapi rentetan fitnah yang merajalela, ditandai dengan fenomena munculnya aliran-aliran “sempalan” yang memiliki dimensi aqidah yang berbeda-beda dan berimplikasi politik yang sangat kental.
UPAYA MENUNAIKAN AMANAH

Berkaitan dengan perselisihan dan peperangan di antara para sahabat, maka sikap terbaik kita sebagai para pengemban amanahadalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam ath-Thahawirohimahulloh:
“Kita mencintai para sahabat Nabi, namun tidak berlebihan dalam mencintai salah seorang di antaranya. Demikian pula kita pun tidak antipati terhadap seorangpun dari mereka. Kita membenci siapa saja yang membenci mereka dan yang mereka sebutkan kejelekannya. Kita hanya menyebut mereka dalam kebaikan. Mencintai mereka merupakan pengamalan nyata terhadap agama ini. Sebaliknya, membenci mereka merupakan bentuk kekafiran dan kemunafikan serta dikategorikan sebagai tindakan melampaui batas.”[7]

           
Imam Az Zuhri mengatakan “Usman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  “ menjabat sebagai “ amirul mukminin” atau pemimpin tertinggi orang-orang beriman “ selama dua belas Tahun. Enam tahun pertama tidak terjadi kerusakan apapun, dan ia menjadi khalifah yang di cintai oleh kaum Quraisyi dibandingkan Umar bin Khattab . Dengan alasan bahwa Umar bin Khattab bersikap tegas dan keras terhadap mereka , sedangkan Utsman bin Affan lembut dan santun terhadap mereka , kemudian terjadilah tragedy tersebut.
            Para ahli sejarah dari Umat Islam menyebut priode kedua dalam pemerintahan Utsman bin Affan tahun 30-35 Hijriah sebagai fitnah atau tragedy , yang mengakibatkan terbunuhnya sang khalifah Utsman bin Affan sendiri dan gugur sebagai Syahid.
            Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab , serta permulaan pemerintah Utsman bin Affan umat Islam masih bersatu dan sepakat tanpa ada pertentangan antara yang satu dengan yang lain. Kemudian menjelang akhir pemerintahan Utsman mulai terjai perpecahan antara mereka hingga kelompok perusuh dan pembangkang berhasil membunuh khalifah Utsman bin Affan dan Umat Islam harus berceraiberai pasca terbunuhnya Utsman bin Affan .
                               I.            Masyarakat Islam pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khattab serta separoh pertama pemerintahan Utsman bin Affan memiliki beberapa karakter :
1.Secara Umum mereka adalah masyarakat muslim yang Integral dengan pengertian Islam secara penuh, memiliki keimanan yang mendalam kepad Allah dan hari akhir , dan mnerapkan ajran-ajaranIslam dengan sungguh-sungguh dan jelas.

2.Masyarakat yang mampu memberikan definisi al Ummah yang berarti bangsa atau umat.

3.Masyarakat yang beretik , yang dibangun berdasarkan etika yang jelas bertumpu pada perintah-perintah agama dan pengarahannya.

4.Masyarakat yang sungguh-sungguh dan tegas, yang memperhatikn segala sesuatu yang bukan serampangan.

5.Mayarakat yang seantiasa senang beraktifitas
6.Masyarakat yang beribadah.

            Adapun faktor-faktor pemicu terjadinya fitnah adalah :
1.      Kemakmuran dan pengaruhnya pada masyarakat
2.      Karakter perubahan sosial pada masa pemerintahan Utsman bin Affan.
3.      Kepemimpinan Utsman bin Affan setelah Umar bin Khattab
4.      Para sahabat terkemuka keluar dari Madinah
5.      Fanatisme jahiliyah
6.      Berhentinya penaklukan-penaklukan.
7.      Pemahamn keliru tentang Wara’
8.      Ambisi Para pengacau Keamanan
9.      Konspirasi para pendengki
10.  Konspirasi sistemik melawan Utsman bin Affan
11.  Penggunaan berbagai strategi untuk membangkit kemarahan rakyat.
12.  Pengaruh kaum Saba dalam mengobarkan fitnah




D. PERKEMBANGAN DA’WAH ISLAM DAN CAPAIN-CAPAIAN PADA MASANYA

            Utsman bin Affan meriwayatkan hadits sebanyak 146 hadits dari nabi, dianataranya Rasulullah bersabda: “ Siapa diantara hamba yng mengucapakan setiap pagi, petang, dan malam hari,  dengan menyebut nama Allah yang tidak ada yang tidak ada sesuatu pun yang memberi mudharat bagi nama-Nya , baik di bumi maupun langit , dan dia Maha mendengar lagi Maha Mengetahui, niscaya tidak aka ada sesuatu pun yang mendatangkan mudharat kepadanya.” (H.R.Tirmidzi).[8]
            Dengan beberapa karakter umat pada masa ini yang telah disebutkan sebelumnya ini yang menjadikan masyarakat muslim yang berada dalam puncak tertinggi di ufuk cakrawalanya . Karakter-karakter inilah yang menjadikan periode ini sebagai masyrakat ideal dalam sejarah Islam, disamping membantu penyebaran dakwah Isslam dengag lebih cepat dan mengagumkan . Garakan penaklukan dan perluasan wilayah Negara Islam tampak paling cepat jika dibandingkan dengan sejarah manapun. Dengan alasan bahwa kurang dari limapuluh tahun , perjuangan dan pelebaran sayap dakwah itu telah membantang mulai dari samudera Atlantik di wilayah barat hingga ke  samudra Hindandi Timur.
Adapun bebrapa pencapaian paada masa khalifah Utsman bin Affan
1.      Berdirinya Lemabga Keuangan dan lembaga peradilan
a.Lembaga Keuangan
Ketika menjadi khalifah , Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ tidak mengubah kebijakan Umar tentang Ekonomi , meskipun ia membolehkan kaum muslimin untuk memiliki kekayaan , membangun gedung-gedung dan memiliki tanah yang luas. Ketegasan umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ telah hilang. Saat Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ masih hidup, kaum muslimin takut dengannya sehingga ketakutan ini mengalangi mereka dari apa yang mereka inginkan. Aapun masa Utsmanرَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ adalah masa kesejahteraan kaum Muslimin.
·         Politik Ekonoi yang dinyatakan Utsman ketika memegang kekusaan.
Ada beberapa prinsip yang diterapkan :
o   Menerapkan politik  ekonomi Islam secara Umum
o   Tidak berbuat Dzalim terhadap rakyat dalam menetapkan cukai atau pajak
o   Menetapkan kewajiban serta harta atas kaum muslimin untuk diseraahkan kepada baitul mal.
o   Memberikan Hak-hak kaum muslimin dari baitul mal.
o   Menetapkan kewajiban harta kaum kafir dzimmi untuk diserahkan kepada baitu mal dan memberikan hak-hak mereka tidakmenzalimi mereka.
o   Para pegawai cukai  wajib menjaga amanat dan memenuhi janji.
o   Mengawasi penyimpangan-penyipangan dalam harta benda yang dapaat mengilangkan kesempurnaan nikmat umat secara umum.

·         Arahan Utsman bin Affan dalam menjelaskan kaedah-kaedah Zakat
Ada tiga prinsip Utsman dlam penekanan zakat
o   Prinsip zakat tahunan, Utman mensyaratkan pembayaran zakat selain zakat tanamnan dihitung pertahun. Ini kelihatan dari pekataannya , “ Bahwa orang yang di ambil zakat, tidak akan membayarkan zakat hartanya sampai datang bulan yang sama pada tahun berikutnya, sehingga ia tidak membayar zakat berulang-uang dalam waktu satu tahun.
o   Apabila kita mengambil perkataan Abu Ubaid , bahwa bulan yang dimaksud Utsman bin affan adalah bulan Muharram, berarti ia Ingin kalender-kalender keuangan Islam adalah sesuai dengan tahunan hijriah , maka wajib bagi orang-orang islam setelah melewati satu tahun hijriahsempurna mengeluarkan zakat nya pada awal tahun hijriah sesudahnya yaitu buan muharram, jika memang telah memenuhi syarat-syaratnay.
o   Utsman bin Affan menyerukan orang-orang untuk menghitung kas zakat , meminta mereka untuk membayar kewajiban mereka berupa hutang-hutang dan zakatnya diambil dari yang tersisa. Barangkali Utman Ingin mendorong orang-orang untuk membayar hutang-hutang sebagai bentuk loyalitas mereka kepada pemberi hutang , mempermudah perhitungan harta yang terkena zakat , sehingga hutang akan semakin hilang dan menurun.
o   Utsman berkata; “ Barang siapa tidak memiliki harta wajib zakat, maka tidak boleh diminta kecuali ia memberikan secara sukarela . Denag demikian , Utsman telah membuka seruan untuk amal suak rela.
Adapun berpa hal yang belaiu kembangkan adlah :
a.Mengakkan kebiajakan ekonomi umum
b.Tidak berbuat Dzalim terhadap rakyat dalam menari iuran (Pajak)
c.Mengambil harta kaum muslimin untuk Baitul Mal
d.Memebrikan hak orang muslim dari Baitu Mal
e.Tidak mendzalimi kafir Dzimmi dan memberikn hak mereka
f.Tidak mendzalimi anak yatim
g.Di amanahkannay pegawai pajak

Adapun beberapa penaklukan dimasa beliu adalah :
a)      Penaklukan penduduk kuffah
b)      Penaklukkan di Syam
c)      Penaklukkan di wilayah Mesir
Adapun pencapaian di massa khalifah Utsman bin affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ   yang terbesar juga merupakan pembukuan al Quran yang belum pernah terjdi pada sebelumnya.
2.      Penaklukan di berbagai Negara
3.      Berdirinya Lembaga Hukum Ijtihad dan Fikih


D.TANGGAPAN TERHADAP FITNAH DAN KEDUSTAAN
1.Saran Para saghabat agar Utsman bin Affan  membentuk team investigasi
            Saat Utsman bin Affan mendengar isu –isu yang telah di propagandakan oleh Abdullah bin saba , Utsman bin Affan memberikan pengarahsn kepada kepada para sahabat, beliau memilih Muhammad bin Maslamah sebagai pengawas para pemimpin dan bawahanya dan mengontrol mereka di daerah-daerah. Belaiu juga memilih Usamah bin Zaid dan dikirim ke Bashrah, Amr bin Yasir ke mesir, Abdullah bin Umar ke Syam, dan dijadikan pemipin rombongan.
2.Utsman bin Affan mengirim surat kepada penduduk di semua wilayah sebagai pengumuman Menyeluruh bagi Uat Islam.
“ Amma ba’du, sesungguhnya akau mengawasi dan mengevaluasi semua pejabat di musim haji. Aku akan memberiakn kewenangan penuh kepada umat Ini untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran , sehingga tiada suatu penagaduan pun kepadaku atau kepada saah seorang pegawaiku kecuali aku yang menanggapinya, Aku dan keluargaku tidak mempunyai hak apaun sebelu rakyat , kecuali ia mereka menguasakan ya. Pada suaatu ketika , penduduk madinah mengadu kepadaku bahwa sejumlah orang di caci maki dihina dan dipukuli. Alangkah bruknya pemukulan dan cacian tersebut. Barang siapa di antara kalian yang mengadukan kepaadaku ssemua itu , maka hendaklah ia datang di musim haji dan mengambil haknya dariku dan pejabatku. Dan bersedqahlah kalian, karena sesungguhnya Allah membalas kepada orang-orang yang bersedeqah dengan pahala yang melimpah”

3.Utsman bin Affan bermusyawarah dengan Guberniur-Gubernur berbagai daerah.
            Kaahlifah utsman bin affan mengrimkan undangan kepada Abdullah bin Amir, Muawwiyyah bin abu sufyan, Abdullah bin saad, Said bin Al Ash dan Amr bin Al Ash, dan dilakukan rapat tertutup untuk membahas isu-isu yang berkembang. Dan beliau menolak usulan Muawiyyah bin Abu Sufyan agar beliau meninggalkan dan pergi ke Syam dan juga belaiu mengirim Bani Makhzumdan bani Zuh untuk menyusup dalam pembenrontakan.
4.Utsman bin Affan menjelaskan Isu-isu yang telah berkembang di kaum saba dan melakukan dialog terbuka dengan mereka.adapun isi dari dalog-dialog adalah :
·         Amirul mukminin mengatakan , “Mereka mengatakan bahwa sesungguhya akau menyempurnakan sholat dalam perjalanan, sedangkan para pendahulu seperti Rasululah , Abu bakar dan Uamr, tidak menyempurnakannya. Aku menyempurnakannya shalat ketika berpergian dari Madinah ke makkah , karena Makkah merupakan tempat tinggal keluargaku. dan aku bukanlah musafir bukankah begitu?”.
·         Mereka mengatakan bahwa aku menguasai tanah dan memakan hak umat Islam. Aku juga dia ngagap mengkhususkan sebidang tanah yang luas untuk mengembalakan untaku.
·         Mereka mengatakan bahwa aku menyisakan sebuah naskah mushaf dan membakar naskah naskah yang lain. Akupun mengumpulkan masyarakat dalam satu mushaf. Ingatlah Alquran itu adalah firman Allah dan berasal dari Allah , dan jumahnya hanya satu.
·         Mereka mengatakan bahwa aku mengembalikan Hakam bi Al Ash ke Madinah padahal Rasulullah telah mengasingkan ke Thaif. Hakam Al ash adalah orang Makkah dan bukan orang Madinah.
·         Mereka mengatakan aku memeperkerjakan anak-anak muda , dan mengangkat anak juda dengan usia belia. Aku tidak memilih dan mengangkat seseorang kecuali yag memiliki keutamaan, tabah dan bisa di terima.
·         Merka mengatakan aku memberikan bahagian lebih dari harta Fai’ kepada Abdullah bin Saad aku hanya memberika tambahan seperlima kepadanya , yaitu seratus ribu , yaitu ketika berhasil menaklukkan Afrika sebagai Alasan jihadnya.
·         Mereka mengatakan bahwa sesungguhnya aku mencintai keluargaku dan meberikan subsidi kepada mereka.
·         Mereka mengatakan bahwa aku meberikan Tanah dari wilayah –wilayah yang berhasil di taklukkan kepada tokoh-tokoh tertentu.

5.Memenuhi tuntutan mereka
          Memeunuh sebagian tuntutan mereka untuk meberhentikan gubernurnya dan mengangkat orang yang mereka kehendaki sebagai penggantinya.
6.Utsman bin Affan  melakukan beberapa prinsip daalm menyikapi keonaran
·         Memastikn Kebenaran Informasi.
·         Berkomitmen menegakkan keadilan dan menjaga Obyektifitas
·         Santun dan penh perhitungan.
·         Menjaga kesatuan dan persatuan
·         Tidak banyak berbicara
·         Musyawarah dengaan Ulama Rabbani
·         Memahami hadits-haddits tentang keonaran.















DAFTAR PUSTAKA
Muhammad,Ali.2013.Biografi Utsman Bin Affan.Jakarta Timur:Pustaka Al Kautsar
Mursi,Muhammad Sai’d.2007.Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah.Jakarta Timur:Pustaka Al Kautsar
Katsir,Ibnu.2002.Perjalan Hidup Empat Khalifah Yang Agung.Dar-Al Wathan
Al Mishri, Mahmud.2015.Ensiklopedi Sahabat.Jakarta:Pustaka Imam Syafi’i

Himpunan Ahlussunnah untuk Masyarakat Islam.2010. Fitnah Kubro : Awal Penyepelean Amanat. https://www.bunehaba.com/contoh-daftar-pustaka/





[1] Al Hafidz Ibnu Ktsir,Perjalan hidup empat khalifah yang Agung.hal.415
[2] Ali Muhammad Ash Shalabi,Biografi Utsman bin Affan,Pustaka Al Kautsar, 2013.hal.1
[3] Ibid,hal.2
[4] Ibid.hal.2
[5] Al Hafidz Ibnu Ktsir,Perjalan hidup empat khalifah yang Agung. Hal.416
[6] ALI Muhammad ash shalabi, biografi Utsmanb in Affan hal.7
[7] Himpunan Ahlussunnah untuk Masyaarakat Islam,website : http://www.hasmi.org/fitnah-kubro-awal-penyepelean-amanat/
[8] Syaikh Muhammad said Mursi, tokoh-tokh besar Islam sepanjang sejarah,hal.19



0 komentar:

Posting Komentar