MAKALAH
SEJARAH PERADABAN ISLAM
“KHALIFAH
UTSMAN BIN AFFAN رَضِيَ اللَّهُ عَنْه “
DOSEN PEMBIMBING : UST. IMAM TAUFIQ AL
KHOTTOB,M.Pd.I
PENYUSUN
: AZRIN
SARAFFUDDIN
KELAS/SMSTR : VI A/V
SEKOLAH
TINGGI ILMU DAKWAH MOHAMMAD NATSIR
PROGRAM
STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
T.A.2017/2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkankepada Allah
SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam kita sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah bersusah payah mengajak umatnya dan menjadi
tauladan dalam kehidupan kita sehari hari.
Alhamdulillah makalah tentang “ UTSMAN
BIN AFFAN رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ
” telah berhasil penulis
selesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah yang Penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis meminta dan menerima arahan, masukan, serta kritikan yang
konstruktif terhadap kelengkapan makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga
makalah yang penulis buat ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan,
kajian, serta masukan bagi pihak terkait.
Bekasi, 16 Maret 2018
Penulis
UTSMAN BIN AFFAN RADIYALLAHUANHU رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
A.NAMA, NASAB, PANGGILAN, GELAR, SIFAT, KELUARGA, DAN GELAR
1.NAMA DAN NASABNYA
Namanya adalah Utsman
bin Affan bin Abu Al-Ash bin Ummayah bin Abdi Syam bin Abdi Manaf bin Qushay
bin Kilab bin Muurah bin Ka’ab bin Lu’ai,bin GHalib, bin Fihr bin Malik bin
An-Naadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mdhar bin Nizar
bin Ma’addu bin Adnan. [1]
Nasabnya bertemu dengan Rasulullah Shalallahualaihi wasallam pada Abdi Manaf.
Sedang Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdi Syams
bin Abdi Manaf bin Qushay.
Nama Ibu Arwa (nenek
Utman bin Affan dari jalur Ibu) adalah Ummu Hukaim Al Baidha’ binti Abdul
Muththalib, saaudara perempuan sekandung Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah
Rasulullah . Ada yang mengatakan bahwa Ummu Hukaim da Abdullah adalah dua anak
kembar Abdul Muththalib, kakek Rasulullah, seperti dikisahkan Az-Zubair bin
Bikar.
Karena itu nasab Abddul
Muththalib, nenek Utsman.Arwa binti Kuraiz , Ibu Utsman رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ, telah memeluk islam dan wafat
pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ ketika wafat, Utsman رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ turut memikul jasad Ibunya ke kuburan dan
memakamkannya. Adapun ayah Utsman رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , beliau meninggal dunia pada masa
Jahiliyah.[2]
2.NAMA PANGGILANNYA
Sebelumnya nama panggilan
Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ adalah ‘Amru . Akan tetapi, tatkala Utsman di
karuniai anak dari Ruqayah binti Rasulullah , anak itu di beri nama Abdullah ,
maka kaum muslimin kemudian memberikan nama panggilan kepada Utsman رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ , dengan panggilan Abu Abdillah[3].
Ada juga Yang mengatakan bahwa nama Panggilan al Quraisy al Umawi yang telah
berhijrah Dua kali.
3.GELAR UTSMAN BIN AFFANرَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ
Utsman bin Affan رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ mendapat gelar dzunurain
(pemilik dua Cahaya). Badrudin Al aini ketika memberikan syarah terhadap shahih
Bukhari menceritakan bahwa seseorang bertanya kepada Al Mahlab bin Abu Shafrah,
Menagapa Utsman di juluki Dzurunain.
Al Mahlab menjawab, “
Karena kami belum mengetahui ada seseorang menikah dengan dua putri Nabiku
kecuali Utsman.”
Abdullah
bin Umar bin Abban Al Jafi berkata , Pamanku dari jalur ibuku bertanya padaku ,
“ wahai anakku apakah kamu mengetahui, mengapa Utsman di juluki Dzunnurain?”.
Saya menjawab ,”Saya
tidak tahu”.
Pamanku berkata ,
“Karena belum ada seorang laki-lakipun yang menikah dengaan dua putri seorang
Nabi sejak Allah menciptakan Adam sampai datang hari kiamat kecuali Utsman.
Karena tulah dia dijuluki Dzunnurain.”
Ada yang mengatakan
bahwa Utsman di juluki Dzunnurain karena dia memperbanyak membaca Al Quran pada
setiap malam ketika shalat, Al Quran satu (Nur) dan shalat qiyamul lail satu
nur.[4]
4.Kelahirannya
Menurut pendapat yang shahih Ustman bin
affan lahir di Makkah enam tahun setelah terjadinya perisiwa ‘am al fil (Tahun Gajah) Namun ada yang
mengatakaan ia lahir di Thaif. Usia Utsman lebih muda dari Raasulullah, terpaut
sekitar 5 tahun.
5.Kondisi Fisiknya
Tubuh Utsman bin Affan رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ tidak pendek dan juuga tidak
tinggi , berkulit lembut, berbadan padat, berahang besar dan berjenggot lebat,
berpaha besar, berdada lebar, berambut lebat, dan berjenggot pirang.
Az Zuhri berkata ,
Utman adalah laki-laki yang berbada sedang , berambut bagus, berwajah tampan,
kepala bagian depan botak dan berkaki kokoh. Utsman berhidung besar, mancung
dan lancip, berkaki besar, kedua hastanya panjang dan ia menutupinya dengan
baju, berambut ikal, begigi depan bagus, rambutnya kribo menutupi kedua
telinganyadan berwajah tampan. Menurut pendapat yang rajih, dia berkulit putih.
Akan tetapi, ada yang mengatakan bahwa ia berkulit sawo matang.
Imam Ahmad berkata
telah berkata kepada kami Ismail bin Ibrahim , ia berkata, telah mengatakan
kepada kami Yunus, Yakni Ibnu Ubaid, ia berkata , ia telah mengatakan kepadaku
‘Atha’ bin Farakh Maula Qurasyiyin , bahwa Utman bin Affan menjual sebidang
Tanah kepada seorang , hanya saja orang itu terlambat menerimanya. Ketika
beliau bertemu dengannya beliau menanyakan sebabnya, apa yang menyebabkan kamu
terlambat menerima hartamu? “ Ia menjawab , Engkau Telah menipuku ! setipa aku
bertemu dengan seseorang ia menyesalkan pembelian tanah tersebut. Belaiau
berkata , Apa hanya itu yang membuatmu terlambat ? Jawabnya , benar. Beliau
berkata , ‘ kamu boleh pilih apakah kamu meminta uang itu kembali atau
mengambil tanah.
‘Atha bin Farakh berkata , Maka Rasulullah bersabda :
“ Allah memasukkan ke dalam Syurga seseorang yang mudah ketika membeli
dan menjual, mudah pula dalam membayar hutang dan Menagih.”
Di riwayatakan dari
Ibnu Jarir bahwa Thalhah datang menemui Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ di luar masjid dan berkata kepada beliau ,
“ Uang lima puluh ribu yang dulu aku pinjam sekarang sudah ada, kirimlah utusanmu
untuk datang mengambilnya ! belaiu menjawab “ uang tersebut adalah telah kami
hibahkan untumnu karena pepahlawannamu”.[5]
6.Keluaraga Utsman bin Affan رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ
a.Istri
Jumlah istri Utsman bin Affan ada delapan orang dan mereka semua
dinikahi Utsman setelah Islam. Mereka adalah :
1. Ruqayyah binti Rasulullah
2. Ummu Kultsum binti Rasulullah
3. Fakhitah binti Ghazwan , saudara prempuan sekandung Al Amir Utbah bin
Ghazwan yang mendpatkan anak bernama Abdullah Al Ahgar.
4. Ummu ‘Amru binti Jundab Al Azdiyah, dengan anak-anaknya Amru, Khalid,
Abban, Umar dan Maryam.
5. Fatimah binti Al walid bin Abdi Syams bin Al MughirahAl Makzumiyah
dengan anak Al Walid, said dan Ummu sa’ad.
6. Ummul Banin binti Uyainah bin Hashn Al Fazzariyah, dengan anak Abdul
Malik
7. Ramlah binti Syaibah bin Rabiah Al Umawiyah dengan anak Aisyah, Ummu
Abban, Dan Ummu Amru Ramlah
8. Na’ilah binti Al Farafishah Al Kilabiyah
yang sebelumnya beragama Nasrani.
b.Saudara Kandung
1. Aminah binti Affan
2.Al Walid bin Uqbah yang membunuh anayhnya sendiri
dalam perang badar saat beliau belum masuk Islam.
3.Umarah bin Uqbah yang masuk Islam ketika Akhir masa
Hidpnya.
4.Khalid bin Uqbah
5. Ummu Kultsum binti Uqbah
6.Ummu Hukaim binti Uqbah
7. Hindun binti Uqbah
7.Kedudukan Utsman Bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ dimasa Jahiliyah
Utman
bin Affan merupakan Orang yang terhormat pada kabilahnya, beliau terkenal
hartawan, pemalu, halus tuur bahasa dan sangat di cintai kaumnya. Utsman bin Affan
tidak pernah meminum Khamar dan Menyembah berhala , beliau berkata : “
Seseungguhnya khamar itu menghilangkan
fungsi akal dan pikiran, padahal akal merupakan karunia Allah yang
paling mulia kepada manusia . Karena itu manusia harus memelihara karunia yang
mulia ini, bukan merusaknya. “[6] beliau juga tidak pernah bernyanyi, onani dan
memegang kemaluan denagn tangan kanannya semenjak setelah berbaiat kepada
Rasulullah, baik ketika beliau Masih Jahilyah maupun sudah Islam.
Beliau menguasai Ilmu
yang berkembang pada saat itu seperti Nasab, kasha-kisah keteladanan dan Akbar
al ayyam ( peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah ). Beliau pernah menjelajah beberpa negara seperti Syam,
Habsyah, sehingga dapat berinteraksi dengan sejumlah kelompok manusia yang
bukan orang Arab. Sehingga beliau mampu mengetahu tabiat, perilaku manusia yang
tidak diketahui oleh orang banyak.
Karena kultur masyarakat
Jahiliyah pada saat itu memandang kehormatan pada harta daan anak maka
belaiupun memperoleh keeunggulan posisi
di mata kaumnya sehingga ada seorang yang menyanjung beliau dengan berkata :
Aku mencintaimu wahai bayiku demi Tuhan
Sungguh aku mencntaimu laksana orang-orang Quraisy kepada Utsman.
8.Keislamnnya
Ketika beliau berumur tiga puluh empat tahun beliau mendapatkan hidayah
Islam melauli Abu Bakar Ash siddiq رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ, belaiu tanpa ragu- ragu memeluk
Islam dengan itu beliau merupakan
golongan Ah sabiqul awwalaun dan beliau merupakan orang yang keempat
memeluk Islam dari golongan laki-laki.
Ada yang menganggap bahwa keislaman beliau yang begitu cepat karena
perjumpaan beliau dengan Rasulullah saat bersama Thalhah bin Ubaidillah saat
mereka pulang dari Syam yang mana ketika itu Rasulullah membacakan ayat-ayat al
Quran kepada mereka dan menjelaskan hak-ak dalam Islam dan apa –apa yang di
janjikan Allah kemuliaan bagi mereka apabila memeluk Islam.
Utsman bin Affan berkata : “ wahai Rasulullah , aku baru saja datang
dari Syam, dalam perjalanan , tatkala kami senang berada diantara daerah Ma’an
dan Az- Zurqa , kami seperti orang tidur, tiba-tiba seseorang menyeru kami, “
Wahai orang-orang yang sedang terlelap tidur, bangunlah ! Sesungguhnya Ahmad (
Rasulullah ) telah keluar dari Makkah . “ Ketika kami datang ke Makkah , kami
mendengar dakwah yang engkau serukan.”
Setelah Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ mendapati kaum-kaumnya menyembah berhala ,
memakan bangkai, memperlakukan tetangga dengan buruk, dan menghalalkan segala
yang di haramkan , dan beliau terus memperhatikan Rasulullah tidak pernah
melakukan keburukan, kebohongan sehinggga degain inilah beliau sangat mudah menerima
dakwah Islam ketika di ajak ooleh Abu
Bakar ash siddiq.
Adapun keimanan Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ,maka keimannya termasuk iman yang kokoh,
sangat kuat , orang yang terdahulu beriman, penayabar, agung, penuh keridhaan,
pemaaf meski yang bersalah tidak meminta maaf, dan penuh kasih sayang.
Dari Abdurrahman bin samurah , bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan datang
membawa 1000 dinar dan meletakkannya di pangkuan Rasulullah , Rasulullah bersabda
:
“ Tidak ada dosa bagi Utsman bin Affan apa yang ia lakukan setelah hari
ini. Beliau mengucapkan dua kali.
Utsman melaksanakan Haji bersama Rasulullah di Haji wada. Rasululah
wafat dalam keadaan ridha kepada Utsman bin Affan . Kemudian beliau menemani
Abu Bakar dengan baik, dan Abu bakar wafat dengan Ridha terhadap Utsman bin Affan
beliau menamani Umar, dengan baik dan Umar wafat dalam keadaan ridha kepada
Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa belaiu adalah salah seorang dari enam
syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota
lainnya.
B.PENGANGKATAN UTSMAN BIN AFFAN , SEBAGAI KHALIFAH
Seluruh kaum muslimin
Anshor, Muhajirin, dan seluruh orang-orang yang ada di Madinah dimintai untuk
hadir dalam majelis syuro yang di adakan pada setelah sholat shubuh pada akhir
bulan Dzulhijah 23 h, yang mana pada saat itu yang menjadi imam sholat shubuh
adalah Ar-Rumi. Abdurrahman bin Auf datang dengan menggunakan sorban pemberian
dari Rasulullah, dan juga dihadiri beberapa pemimpin pasukan diantaranya :
Muawiyah bin Abu Sufyan, Umar bin sa’ad, amir Homsh dan “Amr bin Al Ash yang
kebetulan melaksanakan Haji bersama Umar dan mengikuti Umar ke Madinah. Ketika
semuanya berkumpul Abdurrahman bin Auf membaca sahadat dan berkata : “Wahai
Ali, sesungguhnya aku telah memperhatikan urusan manusia, aku melihat mereka
tidak berpindah dari mendukung Utsman. Maka janganlah kamu bersedih akan hal
itu, Lalu Abdurrahman bin Auf berkata kepada Utsman, “Aku membaiatmu di atas
sunnah Allah dan Rasulnya dan kedua khalifah setelahnya., dan semua kaum
Muslimin mengikuti langkah Abdurrahman bin Auf.
Ada beberapa Langkah yang dilakukan Abdurrahman bin Auf dalam musyawarah
pemilihan khalifah :
·
Menyelenggarakan musyawarah bersama dengan
majelis Syura dalam waktu yang telah di tetapkan khalifah Umar. Dengan cara ini
masing-masing anggota majelis syura dapat mengemukakan pendapat, arah dan
tujuannnya
·
Mundur dari daftar khilafah agar terhindar
dari prasangka-prasangka.
·
Berusaha mengetajui pendapat akhir masing-masing
anggota majelis syuro sehingga seperti pemilihan parsial yang di menangkan oleh
Utsman dengan dukungan suara dari Saad bin Abu Waqqash dan Zubairbin Al awwam
·
Berusaha mengetahui pendapat masing-masing
dua tokoh besar Utsman bin Affan daan Ali bin Abi Thalib.
·
Mengetahui pendapat masyarakat di belakang
majelis syuro, dari orang orang khusus (para
cendekia), masyarakat awam, dan Kaum dhyafa.Yang hasilnya mayoritas memilih
Utsman.
Para sahabat Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka yaitu
Ahlussunnah wal jamaah besepakat bahwa Utsman bin Affan adalah orang yang
paling berhak menjabat khalifah setelah Umar bin Al khattab . tidak ada seorang
pun yang menentang hal ini.
Banyak Ulama dari kalangan ahli
hadits dan lainnya menukil Ijma’ tersebut antara lain:
-Apa yang diriwayatkan Ibnu Abi dengan
sanadnya yang sampai pada Harits bin Madhrab , ia berkata , “ Aku pergi Haji
pada masa khalifah Umar. Orang-orang tidak ragu bahwa kekhalifahan setelahya
adalah untuk Utsman.
-Abu Nuaim Al Ashbahani meriwayatkan dengan
sanadnya keada Abu Hudzaifah , ia berkata : “ Sesungguhnya aku berdiri bersama
Umar lututku menyentuh lututnya. Umar bertanya, “ Siapakah yang dipilih kaummu
untuk menjadi pemimpin? “ Ia menjawab “ sesungguhnya kaummu untuk menjadi pemimpin”
Ia menjawab : “Sesungguhnya orang-orang yang telah menyerhkan urusan mereka
kepada Ibnu Affan.”
- Al Hafidz adz zahabi menukil daril Qadhi
bahwa ia berkata : “ Rasulullah wafat . Lalu kaum muslimin mengangkatAbu Bakar
sebagai khalifah. Jika mereka mengetahui bahwa ada seseorang yang lebih utma
dari Abu Bakar ,Maka mereka telah berbuat curang. Kemudian Abu Bakar mengangkat
Umar sebagai kahlifah. Ia menegakkan kebenaran dan keadilan. Ketika ajalnay
hampir tiba , ia menetapkan enam orang untuk melakukan musyawarah. Mereka bersepakat
untuk menjadikan Utsman sebagai khalifah. Andaikala mereka mengetahui ada yang
lebih Utama darpada Utsman, merati mereka berbuat curang kepada kita.
Nukilan-nukilan
tersebut menyampaikan keterangan jelas bahwa keutamaan Utsman bin Affan untuk
menjadi Khalifah telah masyhur di kalangan para sahabat Nabi hingga ketika
Utsman bin Affan masih hidup. Hal itu karena mereka mengetahui Nash-nash yang
mengisyaratkan urutan kekhalifahan setelah Nabi dan mereka mengetahui bahwa
Utsman adalah orang yang paling utama
secara mutlak setelah Abu Bakar dan Umar.
C.FITNAH AL QUBRA DAN
TANTANGAN-TANTANGANNYA DALAM PEMERINTAHAN
Yang
dimaksud fitnah dalam kajian ini berarti peperangan, pertikaian atau
perselisihan, dan perpecahan yang terjadi pada umat Islam generasi awal, karena
fitnah tersebut tiada lain merupakan hal yang samar lagi rancu (syubuhat) dan
berkaitan dengan masalah pelik yang menjadi polemik berlarut-larut hingga
sering menjadi perbedaan pendapat. Sedangkan yang dimaksud dengan fitnah
kubro atau fitnah yang besar, maka dalam kajian para ulama
yang dimaksud dengan terma tersebut adalah: (1) fitnah yang terjadi pada
kekhilafahan ‘Utsman bin ‘Affanrodhiallohu ‘anhu, dikenal sebagai
fitnah pertama; dan (2) fitnah yang terjadi pada masa kekhilafahan ‘Ali bin Abi
Thalibrodhiallohu
‘anhu , yang diistilahkan sebagai fitnah kedua.
Berkaitan dengan fitnah tersebut, Imam az-Zuhri
rohimahulloh berkata:
“Fitnah pertama telah bergolak ketika para
sahabat Rosululloh banyak yang masih hidup….”
Dan Imam Sa’id bin al-Musayyab rohimaulloh
berkata:
“…setelah itu muncullah fitnah kedua, tepatnya
ketika para sahabat yang ikut serta dalam perjanjian Hudaibiyah sudah tidak ada
lagi. Kemudian berlanjut dengan fitnah ketiga, yang akan lenyap manakala
orang-orang tidak lagi memiliki kekuatan.”
FITNAH
PERTAMA
Menurut
para sejarahwan, benih merekahnya fitnah dimulai dari kegerahan sebagian
kalangan yang merasa tindak-tanduknya dikontrol oleh Khalifah ‘Utsmanrodhiallohu
‘anhu, ketidaksenangan kalangan yang suka berhura-hura dan
kekhawatiran orang-orang zuhud dan wara’ yang melihat banyaknya kaum Muslimin
yang terpedaya oleh harta benda dan kekayaan duniawi, atau karena hal lainnya.
Walau sebenarnya “benih” fitnah ini tidak bulat seratus persen dapat diterima.
Namun yang menjadi sorotan tajam dan kajian
analitis para ulama, bahwa faktor penyebab bergolaknya fitnah pertama adalah:
1.
Pengaruh Sekte Saba’iyyah.
Yaitu
gerakan rahasia dalam menebar racun pemikiran dan virus aqidah yang dimasifkan
oleh kegiatan dan sepak terjang ‘Abdullah bin Saba’ al-Yahudi yang kemudian
berkonspirasi organik dan ideologis dengan para mantan budak (mawali)
yang pura-pura menampakkan keislamannya, namun tetap bertahan dengan kekafiran
lamanya yang disembunyikan, alias berkelakuan zindik. Ternyata gerakan Saba’iyah
pun direspons pula oleh orang-orang pedalaman (Badui) yang belum matap
keimanannya dan bertemperamen kasar.
2. Perubahan
dan pergeseran sosial.
Maksudnya, wilayah teritorial yang sudah begitu
luas karena ekspansi menyebabkan perubahan keadaan negara dan semakin
kompleksnya problematika masyarakat. Perubahan sosial ini berlangsung sangat
cepat dan tak terduga, dengan sendirinya menyebabkan tidak memadainya pembinaan
dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Walaupun dapat dikategorikan sebagai
hal yang positif, perubahan tersebut juga berimbas kepada kemakmuran masyarakat
karena terbukanya kantong-kantong pemasukan keuangan dan banyaknya sumber daya
alam yang tergali. Di sisi lain, muncul pula hal negatif, yaitu tersitanya
perhatian masyarakat kepada kekayaan duniawi bahkan menyebabkan mereka condong
(rakus) kepadanya. Akhirnya menyebabkan pergeseran sosial masyarakat yang
sebelumnya belum pernah nampak, seperti mabuk-mabukan, pencurian, dan juga
pembunuhan, serta kemaksiatan lainnya yang mulai tampak.
3.
Fanatisme kesukuan (‘ashabiyyah).
Mulanya
hal ini tampak diperlihatkan oleh ketidaksukaan sebagian suku Arab terhadap
kepemimpinan Quraisy, kemudian memancing perselisihan dan akhirnya memprovokasi
mereka untuk “bergerak” melakukan pengepungan terhadap Khalifah ‘Utsmanrodhiallohu
‘anhu. Sejurus kemudian, benih fitnah yang bersemi dan bahkan
ditabur merata melalui berbagai faktor penyebabnya tersebut di atas, sesuai
taqdir Alloh subhanahu wa ta’ala akhirnya mampu “menampakkan hasil” buruknya,
yaitu terbunuhnya (maqtal) khalifah yang mulia,
sahabat Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam yang agung, ‘Utman bin
‘Affan rodhiallohu ‘anhusebagai seorang
martir (syahid)
yang dalam sebuah hadits shahih dinyatakan oleh Rosulullohsholallohu alaihi wa
sallam:
“Wahai
‘Utsman, jika suatu hari Alloh subhanahu wa ta’ala menjadikanmu wali bagi
perkara ini (khalifah), kemudian orang-orang munafik menghendakimu untuk
melepaskan bajumu yang telah Alloh pakaikan, maka jangan engkau lepas hingga
kamu menemuiku.” (HR. Ibu Majah)
FITNAH
KEDUA
Terjadinya
fitnah kedua sudah pasti tidak terlepas dan bahkan berkaitan erat dengan fitnah
sebelumnya, tepatnya sesaat setelah wafatnya Khalifah ‘Utsman bin ‘Affanrodhiallohu
‘anhu. Akhirnya sebagai suksesi kepemimpinan, para sahabat
membai’at dan melantik sahabat mulia ‘Ali bin Abi Thalib rodhiallohu
‘anhusebagai khalifah baru. Hal inilah dalam banyak kajian sering
dianggap sebagai pemicu sekaligus pemacu eksisnya fitnah kedua, yaitu pergolakan
fitnah yang berkepanjangan dan datang silih berganti.
Bila diurai dengan seksama, sesungguhnya fitnah
kedua ini terjadi karena beberapa faktor berikut:
1.
Dampak nyata eksisnya gerakan sekte Saba’iyyah.
Khususnya dalam hal memprovokasi pertikaian dan
menyulut api peperangan di antara kedua kelompok sahabat dan para pendukungnya
yang “sedikit” berbeda pandangan dalam beberapa masalah, hingga menyebabkan
koyaknya persatuan kaum Muslimin dan merebaknya perpecahan di kalangan mereka.
2.
Persepsi terhadap masalah arbitrase atau perdamaian (tahkim)
di antara kedua belah pihak.
Perbedaan
persepsi tentang tahkimlah termasuk hal krusial yang
menjadi penyebab langsung terjadinya perselisihan antara ‘Ali rodhiallohu
‘anhubeserta para pengikutnya dan sekte Khawarij.
Fitnah
kedua ini juga berujung kepada terbunuhnya sahabt ‘Ali rodhiallohu
‘anhusebagai syahid yang ditikam oleh ‘Abdur Rahman bin Muljam
al-Khariji, setelah beliau rodhiallohu ‘anhuselesai menunaikan
shalat Shubuh. Di samping itu, kaum Khawarij pun berusaha untuk membunuh
Mu’awiyah bin Abi Sufyan rodhiallohu ‘anhudan ‘Amr bin
al-‘Ashrodhiallohu
‘anhu, namun gagal.
Sejak fitnah kedua ini terjadi, kaum Muslimin
menghadapi rentetan fitnah yang merajalela, ditandai dengan fenomena munculnya
aliran-aliran “sempalan” yang memiliki dimensi aqidah yang berbeda-beda dan
berimplikasi politik yang sangat kental.
UPAYA
MENUNAIKAN AMANAH
Berkaitan dengan perselisihan dan peperangan di
antara para sahabat, maka sikap terbaik kita sebagai para pengemban
amanahadalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam ath-Thahawirohimahulloh:
“Kita
mencintai para sahabat Nabi, namun tidak berlebihan dalam mencintai salah
seorang di antaranya. Demikian pula kita pun tidak antipati terhadap
seorangpun dari mereka. Kita membenci siapa saja yang membenci mereka dan yang
mereka sebutkan kejelekannya. Kita hanya menyebut mereka dalam kebaikan.
Mencintai mereka merupakan pengamalan nyata terhadap agama ini. Sebaliknya,
membenci mereka merupakan bentuk kekafiran dan kemunafikan serta dikategorikan
sebagai tindakan melampaui batas.”[7]
Imam Az Zuhri mengatakan “Usman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ “ menjabat sebagai “ amirul mukminin” atau
pemimpin tertinggi orang-orang beriman “ selama dua belas Tahun. Enam tahun
pertama tidak terjadi kerusakan apapun, dan ia menjadi khalifah yang di cintai
oleh kaum Quraisyi dibandingkan Umar bin Khattab . Dengan alasan bahwa Umar bin
Khattab bersikap tegas dan keras terhadap mereka , sedangkan Utsman bin Affan lembut
dan santun terhadap mereka , kemudian terjadilah tragedy tersebut.
Para
ahli sejarah dari Umat Islam menyebut priode kedua dalam pemerintahan Utsman
bin Affan tahun 30-35 Hijriah sebagai fitnah atau tragedy , yang mengakibatkan
terbunuhnya sang khalifah Utsman bin Affan sendiri dan gugur sebagai Syahid.
Pada
masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab , serta
permulaan pemerintah Utsman bin Affan umat Islam masih bersatu dan sepakat
tanpa ada pertentangan antara yang satu dengan yang lain. Kemudian menjelang
akhir pemerintahan Utsman mulai terjai perpecahan antara mereka hingga kelompok
perusuh dan pembangkang berhasil membunuh khalifah Utsman bin Affan dan Umat
Islam harus berceraiberai pasca terbunuhnya Utsman bin Affan .
I.
Masyarakat Islam pada masa pemerintahan Abu
Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khattab serta separoh pertama pemerintahan Utsman
bin Affan memiliki beberapa karakter :
1.Secara Umum mereka adalah masyarakat muslim yang Integral dengan
pengertian Islam secara penuh, memiliki keimanan yang mendalam kepad Allah dan
hari akhir , dan mnerapkan ajran-ajaranIslam dengan sungguh-sungguh dan jelas.
2.Masyarakat yang mampu memberikan definisi al Ummah yang berarti bangsa
atau umat.
3.Masyarakat yang beretik , yang dibangun berdasarkan etika yang jelas
bertumpu pada perintah-perintah agama dan pengarahannya.
4.Masyarakat yang sungguh-sungguh dan tegas, yang memperhatikn segala
sesuatu yang bukan serampangan.
5.Mayarakat yang seantiasa senang beraktifitas
6.Masyarakat yang beribadah.
Adapun
faktor-faktor pemicu terjadinya fitnah adalah :
1. Kemakmuran dan pengaruhnya pada masyarakat
2. Karakter perubahan sosial pada masa pemerintahan Utsman bin Affan.
3. Kepemimpinan Utsman bin Affan setelah Umar bin Khattab
4. Para sahabat terkemuka keluar dari Madinah
5. Fanatisme jahiliyah
6. Berhentinya penaklukan-penaklukan.
7. Pemahamn keliru tentang Wara’
8. Ambisi Para pengacau Keamanan
9. Konspirasi para pendengki
10. Konspirasi sistemik melawan Utsman bin Affan
11. Penggunaan berbagai strategi untuk membangkit kemarahan rakyat.
12. Pengaruh kaum Saba dalam mengobarkan fitnah
D. PERKEMBANGAN DA’WAH ISLAM DAN
CAPAIN-CAPAIAN PADA MASANYA
Utsman
bin Affan meriwayatkan hadits sebanyak 146 hadits dari nabi, dianataranya
Rasulullah bersabda: “ Siapa diantara hamba yng mengucapakan setiap pagi,
petang, dan malam hari, dengan menyebut
nama Allah yang tidak ada yang tidak ada sesuatu pun yang memberi mudharat bagi
nama-Nya , baik di bumi maupun langit , dan dia Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui, niscaya tidak aka ada sesuatu pun yang mendatangkan mudharat
kepadanya.” (H.R.Tirmidzi).[8]
Dengan
beberapa karakter umat pada masa ini yang telah disebutkan sebelumnya ini yang
menjadikan masyarakat muslim yang berada dalam puncak tertinggi di ufuk
cakrawalanya . Karakter-karakter inilah yang menjadikan periode ini sebagai
masyrakat ideal dalam sejarah Islam, disamping membantu penyebaran dakwah
Isslam dengag lebih cepat dan mengagumkan . Garakan penaklukan dan perluasan
wilayah Negara Islam tampak paling cepat jika dibandingkan dengan sejarah manapun.
Dengan alasan bahwa kurang dari limapuluh tahun , perjuangan dan pelebaran
sayap dakwah itu telah membantang mulai dari samudera Atlantik di wilayah barat
hingga ke samudra Hindandi Timur.
Adapun bebrapa pencapaian paada masa khalifah
Utsman bin Affan
1. Berdirinya Lemabga Keuangan dan lembaga peradilan
a.Lembaga Keuangan
Ketika menjadi khalifah , Utsman bin Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ tidak mengubah
kebijakan Umar tentang Ekonomi , meskipun ia membolehkan kaum muslimin untuk
memiliki kekayaan , membangun gedung-gedung dan memiliki tanah yang luas.
Ketegasan umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ telah hilang. Saat Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ masih hidup,
kaum muslimin takut dengannya sehingga ketakutan ini mengalangi mereka dari apa
yang mereka inginkan. Aapun masa Utsmanرَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ adalah masa
kesejahteraan kaum Muslimin.
·
Politik
Ekonoi yang dinyatakan Utsman ketika memegang kekusaan.
Ada beberapa prinsip yang diterapkan :
o
Menerapkan politik ekonomi Islam secara Umum
o
Tidak berbuat Dzalim terhadap rakyat dalam
menetapkan cukai atau pajak
o
Menetapkan kewajiban serta harta atas kaum
muslimin untuk diseraahkan kepada baitul mal.
o
Memberikan Hak-hak kaum muslimin dari
baitul mal.
o
Menetapkan kewajiban harta kaum kafir
dzimmi untuk diserahkan kepada baitu mal dan memberikan hak-hak mereka
tidakmenzalimi mereka.
o
Para pegawai cukai wajib menjaga amanat dan memenuhi janji.
o
Mengawasi penyimpangan-penyipangan dalam
harta benda yang dapaat mengilangkan kesempurnaan nikmat umat secara umum.
·
Arahan Utsman bin Affan dalam menjelaskan
kaedah-kaedah Zakat
Ada tiga
prinsip Utsman dlam penekanan zakat
o
Prinsip zakat tahunan, Utman mensyaratkan
pembayaran zakat selain zakat tanamnan dihitung pertahun. Ini kelihatan dari
pekataannya , “ Bahwa orang yang di ambil zakat, tidak akan membayarkan zakat
hartanya sampai datang bulan yang sama pada tahun berikutnya, sehingga ia tidak
membayar zakat berulang-uang dalam waktu satu tahun.
o
Apabila kita mengambil perkataan Abu Ubaid
, bahwa bulan yang dimaksud Utsman bin affan adalah bulan Muharram, berarti ia
Ingin kalender-kalender keuangan Islam adalah sesuai dengan tahunan hijriah ,
maka wajib bagi orang-orang islam setelah melewati satu tahun hijriahsempurna
mengeluarkan zakat nya pada awal tahun hijriah sesudahnya yaitu buan muharram,
jika memang telah memenuhi syarat-syaratnay.
o
Utsman bin Affan menyerukan orang-orang
untuk menghitung kas zakat , meminta mereka untuk membayar kewajiban mereka
berupa hutang-hutang dan zakatnya diambil dari yang tersisa. Barangkali Utman
Ingin mendorong orang-orang untuk membayar hutang-hutang sebagai bentuk
loyalitas mereka kepada pemberi hutang , mempermudah perhitungan harta yang
terkena zakat , sehingga hutang akan semakin hilang dan menurun.
o
Utsman berkata; “ Barang siapa tidak
memiliki harta wajib zakat, maka tidak boleh diminta kecuali ia memberikan
secara sukarela . Denag demikian , Utsman telah membuka seruan untuk amal suak
rela.
Adapun berpa hal yang belaiu kembangkan adlah :
a.Mengakkan
kebiajakan ekonomi umum
b.Tidak
berbuat Dzalim terhadap rakyat dalam menari iuran (Pajak)
c.Mengambil
harta kaum muslimin untuk Baitul Mal
d.Memebrikan
hak orang muslim dari Baitu Mal
e.Tidak mendzalimi
kafir Dzimmi dan memberikn hak mereka
f.Tidak
mendzalimi anak yatim
g.Di
amanahkannay pegawai pajak
Adapun beberapa
penaklukan dimasa beliu adalah :
a) Penaklukan penduduk kuffah
b) Penaklukkan di Syam
c) Penaklukkan di wilayah Mesir
Adapun pencapaian di massa khalifah Utsman
bin affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ yang terbesar juga merupakan pembukuan al Quran
yang belum pernah terjdi pada sebelumnya.
2. Penaklukan di berbagai Negara
3. Berdirinya Lembaga Hukum Ijtihad dan Fikih
D.TANGGAPAN TERHADAP FITNAH DAN KEDUSTAAN
1.Saran Para saghabat agar Utsman bin Affan
membentuk team investigasi
Saat
Utsman bin Affan mendengar isu –isu yang telah di propagandakan oleh Abdullah
bin saba , Utsman bin Affan memberikan pengarahsn kepada kepada para sahabat,
beliau memilih Muhammad bin Maslamah sebagai pengawas para pemimpin dan
bawahanya dan mengontrol mereka di daerah-daerah. Belaiu juga memilih Usamah
bin Zaid dan dikirim ke Bashrah, Amr bin Yasir ke mesir, Abdullah bin Umar ke
Syam, dan dijadikan pemipin rombongan.
2.Utsman bin Affan mengirim surat kepada
penduduk di semua wilayah sebagai pengumuman Menyeluruh bagi Uat Islam.
“ Amma ba’du, sesungguhnya akau mengawasi
dan mengevaluasi semua pejabat di musim haji. Aku akan memberiakn kewenangan
penuh kepada umat Ini untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran ,
sehingga tiada suatu penagaduan pun kepadaku atau kepada saah seorang pegawaiku
kecuali aku yang menanggapinya, Aku dan keluargaku tidak mempunyai hak apaun
sebelu rakyat , kecuali ia mereka menguasakan ya. Pada suaatu ketika , penduduk
madinah mengadu kepadaku bahwa sejumlah orang di caci maki dihina dan dipukuli.
Alangkah bruknya pemukulan dan cacian tersebut. Barang siapa di antara kalian
yang mengadukan kepaadaku ssemua itu , maka hendaklah ia datang di musim haji
dan mengambil haknya dariku dan pejabatku. Dan bersedqahlah kalian, karena
sesungguhnya Allah membalas kepada orang-orang yang bersedeqah dengan pahala
yang melimpah”
3.Utsman bin Affan bermusyawarah dengan
Guberniur-Gubernur berbagai daerah.
Kaahlifah
utsman bin affan mengrimkan undangan kepada Abdullah bin Amir, Muawwiyyah bin
abu sufyan, Abdullah bin saad, Said bin Al Ash dan Amr bin Al Ash, dan
dilakukan rapat tertutup untuk membahas isu-isu yang berkembang. Dan beliau
menolak usulan Muawiyyah bin Abu Sufyan agar beliau meninggalkan dan pergi ke
Syam dan juga belaiu mengirim Bani Makhzumdan bani Zuh untuk menyusup dalam
pembenrontakan.
4.Utsman bin Affan menjelaskan Isu-isu yang
telah berkembang di kaum saba dan melakukan dialog terbuka dengan mereka.adapun
isi dari dalog-dialog adalah :
·
Amirul mukminin mengatakan , “Mereka
mengatakan bahwa sesungguhya akau menyempurnakan sholat dalam perjalanan,
sedangkan para pendahulu seperti Rasululah , Abu bakar dan Uamr, tidak
menyempurnakannya. Aku menyempurnakannya shalat ketika berpergian dari Madinah
ke makkah , karena Makkah merupakan tempat tinggal keluargaku. dan aku bukanlah
musafir bukankah begitu?”.
·
Mereka mengatakan bahwa aku menguasai tanah
dan memakan hak umat Islam. Aku juga dia ngagap mengkhususkan sebidang tanah
yang luas untuk mengembalakan untaku.
·
Mereka mengatakan bahwa aku menyisakan
sebuah naskah mushaf dan membakar naskah naskah yang lain. Akupun mengumpulkan
masyarakat dalam satu mushaf. Ingatlah Alquran itu adalah firman Allah dan berasal
dari Allah , dan jumahnya hanya satu.
·
Mereka mengatakan bahwa aku mengembalikan
Hakam bi Al Ash ke Madinah padahal Rasulullah telah mengasingkan ke Thaif. Hakam
Al ash adalah orang Makkah dan bukan orang Madinah.
·
Mereka mengatakan aku memeperkerjakan anak-anak
muda , dan mengangkat anak juda dengan usia belia. Aku tidak memilih dan
mengangkat seseorang kecuali yag memiliki keutamaan, tabah dan bisa di terima.
·
Merka mengatakan aku memberikan bahagian
lebih dari harta Fai’ kepada Abdullah bin Saad aku hanya memberika
tambahan seperlima kepadanya , yaitu seratus ribu , yaitu ketika berhasil
menaklukkan Afrika sebagai Alasan jihadnya.
·
Mereka mengatakan bahwa sesungguhnya aku
mencintai keluargaku dan meberikan subsidi kepada mereka.
·
Mereka mengatakan bahwa aku meberikan Tanah
dari wilayah –wilayah yang berhasil di taklukkan kepada tokoh-tokoh tertentu.
5.Memenuhi
tuntutan mereka
Memeunuh sebagian tuntutan mereka
untuk meberhentikan gubernurnya dan mengangkat orang yang mereka kehendaki
sebagai penggantinya.
6.Utsman bin
Affan melakukan beberapa prinsip daalm
menyikapi keonaran
·
Memastikn Kebenaran Informasi.
·
Berkomitmen menegakkan keadilan dan menjaga
Obyektifitas
·
Santun dan penh perhitungan.
·
Menjaga kesatuan dan persatuan
·
Tidak banyak berbicara
·
Musyawarah dengaan Ulama Rabbani
·
Memahami hadits-haddits tentang keonaran.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad,Ali.2013.Biografi Utsman Bin
Affan.Jakarta Timur:Pustaka Al Kautsar
Mursi,Muhammad Sai’d.2007.Tokoh-tokoh
Besar Islam Sepanjang Sejarah.Jakarta Timur:Pustaka Al Kautsar
Katsir,Ibnu.2002.Perjalan Hidup Empat
Khalifah Yang Agung.Dar-Al Wathan
Al Mishri, Mahmud.2015.Ensiklopedi
Sahabat.Jakarta:Pustaka Imam Syafi’i
Himpunan
Ahlussunnah untuk Masyarakat Islam.2010. Fitnah Kubro : Awal Penyepelean Amanat. https://www.bunehaba.com/contoh-daftar-pustaka/
[1] Al Hafidz Ibnu Ktsir,Perjalan hidup
empat khalifah yang Agung.hal.415
[2] Ali Muhammad Ash Shalabi,Biografi
Utsman bin Affan,Pustaka Al Kautsar, 2013.hal.1
[3] Ibid,hal.2
[4] Ibid.hal.2
[5] Al Hafidz Ibnu Ktsir,Perjalan hidup
empat khalifah yang Agung. Hal.416
[6] ALI Muhammad ash shalabi, biografi
Utsmanb in Affan hal.7
[7] Himpunan Ahlussunnah untuk
Masyaarakat Islam,website : http://www.hasmi.org/fitnah-kubro-awal-penyepelean-amanat/
[8] Syaikh Muhammad said Mursi,
tokoh-tokh besar Islam sepanjang sejarah,hal.19
0 komentar:
Posting Komentar